Jumat, 11 September 2009

Pesta Blogger 2009 Digelar di Surabaya

By Republika Newsroom

Kamis, 10 September 2009 pukul 17:10:00

SURABAYA--Komunitas "Blogger Tugu Pahlawan" siap menyambut "Pesta Blogger 2009" yang akan digelar di Kota Surabaya, Jatim, pada Oktober mendatang.

Ketua Panitia Pesta Blogger 2009, Iman Brotoseno di Surabaya, mengatakan, dalam rangka menyambut pesta blogger, pihaknya menggelar kegiatan pengenalan dan pelatihan "blogging blogshop" (blogging workshop) di "American Corner" perpustakaan Universitas Airlangga (Unair), Kamis (10/9).

"Kami bersyukur 'blogshop' yang sebelumnya dilaksanakan di kota-kota berjalan sukses dan kini bisa singgah di Kota Surabaya," katanya. Menurut dia, tujuan diadakannya "blogshops" dengan bertema "One Spirit One Nation" tersebut, adalah untuk mendorong lebih banyak masyarakat Indonesia supaya terlibat dalam aktivitas "blogging" secara bertanggung jawab, konstruktif, kritis dan dengan kesadaran sosial.

"Para peserta bisa bertukar pendapat tentang dunia blog," katanya menjelaskan. Blogshop sendiri, kata dia, terselengara berkat kerja sama antara panitia pesta blogger, Komunitas Blogger Tugu Pahlawan dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia.

Sementara itu, Duta Besar AS untuk Indonesia, Cameron R. Hum, menyatakan bahwa Kedubes AS bangga mendukung dan menjadi sponsor "Pesta Blogger" di Surabaya ini, termasuk juga rangkaian "blogshops".

"Kebebasan berpendapat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem demokrasi yang berkesinambungan. Indonesia memiliki demokrasi yang kuat dan dinamis, dan perkembangan pesat komunitas blogger mengindikasikan hal tersebut," ujarnya.

Pesta blogger merupakan ajang temu nasional blogger yang pertama kali digelar pada Oktober 2007, dengan tujuan sebagai sarana menyediakan forum bagi para blogger di Indonesia untuk bertemu muka secara langsung, bertukar informasi, membangun diskusi, serta memperluas jaringan.

Pada kesempatan tersebut, Menkominfo Muhammad Nuh juga menetapkan tanggal penyelenggaraan pesta blogger tersebut sebagai "Hari Blogger Nasional". ant/itz

Kamis, 10 September 2009

Kulit Pisang pun Bisa Jadi Pengganti Minyak Tanah

Senin, 7 September 2009 07:25 WIB

KOMPAS.com - Tingginya harga minyak tanah pasca dihapuskannya subsidi, menyulitkan kelompok industri kecil dan masyarakat menengah ke bawah untuk mendapatkan bahan bakar yang murah dan praktis. Sementara kompor gas dinilai belum sepenuhnya mampu dijangkau masyarakat di pelosok daerah.

Sekelompok usaha kecil dan menengah (UKM) menawarkan sebuah solusi bagi kalangan industri dan masyarakat menengah ke bawah untuk menggunakan kompor bioetanol sebagai alternatif pengganti minyak tanah.

"Sebagai pengganti minyak tanah, kompor bioetanol ini relevan sekali bagi masyarakat dan industri menengah bawah yang belum bisa menjangkau penggunaan kompor gas," kata Kepala Bagian Pemasaran UKM produsen kompor bioetanol binaan Dewan Koperasi Indonesia Rivai, dalam perbincangan dengan Kompas.com, di Jakarta, Minggu (6/9).

Kompor ini menggunakan bioetanol sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah. Bahan baku bioetanol merupakan hasil olahan dari bahan-bahan alami seperti kulit pisang, singkong genderuwo, kulit nanas, gadung, dan sagu. "Karena itu kompor bioetanol ini sesuai dengan semangat untuk melestarikan alam karena merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan," imbuh Rivai.

Dibandingkan minyak tanah, bioetanol memiliki lebih banyak keunggulan. Kompor bioetanol dapat digunakan tanpa menggunakan sumbu. Nyala apinya pun biru seperti kompor gas sehingga lebih cepat dan efisien dalam memasak. " 100 cc bioetanol dapat digunakan memasak selama 40 menit. Artinya dengan satu liter bioetanol saja, konsumen bisa memasak hingga empat jam," kata Rivai.

Selain itu, kompor bioetanol pun tidak mudah meledak dan lebih aman bagi penggunanya. Jika kompor minyak tanah yang terbakar akan semakin menyala ketika disiram air, tapi bioetanol justru akan mati jika tersiram air. "Penggunaan bioetanol ini pun lebih irit dua pertiga kali dibanding minyak tanah," imbuhnya.

Mengenai harga bioetanol, Rivai mengatakan, per liternya dijual seharga Rp 6.000 . "Harga ini sebenarnya bisa lebih murah kalau ada pemerintah mau memberikan dana investasi terhadap pengembangan bioetanol ini," kata dia.

Ia menambahkan, saat ini para produsen bioetanol juga mulai membidik masyarakat menengah kebawah sebagai pangsa pasarnya. Selama ini yang menjadi konsumen bioetanol adalah komunitas industri kecil seperti pembatik dan industri tahu.

Padahal, menurutnya, selama ini diluar negeri, penggunaan bioetanol sudah dikenal sebagai alternatif bahan bakar untuk memasak yang lebih ramah lingkungan. "Salah satu pasar ekspor kami adalah Thailand yang sudah mengenal bioetanol sebagai bahan bakar alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan," tukasnya.

Tertarik? Silakan anda menghubungi nomor telepon 0812.80235371 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Sumber : Kompas.

Rabu, 09 September 2009

Presiden Buka Pekan Produk Kreatif Indonesia

Jumat, 26 Juni 2009 08:34 WIB

Laporan wartawan KOMPAS.COM - Wahyu Satriani Ari Wulan

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 40 stan yang berasal dari 30 industri kreatif percetakan dan penerbitan, termasuk Kompas Gramedia Group, ikut serta dalam Pekan Produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2009 di Jakarta Convention Center.

Pameran yang digelar pada 25-28 Juni ini akan dibuka langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (26/6) pagi ini.Kendati acara pembukaan baru dimulai pukul 09.40, penjagaan di area pameran sangat ketat sejak pukul 07.00.

Pengunjung ataupun pemilik stan hanya diperbolehkan masuk jika memiliki kartu identitas Pekan Produk Kreatif Indonesia 2009.Paspampres juga telah memperketat penjagaan di sekitar area pameran.

Selain itu, untuk menyambut Presiden dan tamu yang dijadwalkan akan hadir pagi ini, hamparan karpet merah telah terbentang menuju Balai Sidang Pertemuan, tempat pembukaan akan berlangsung.

Adapun peserta pameran juga tampak bersiap-siap untuk mempercantik stannya agar menarik perhatian banyak pengunjung.

Dalam pameran ini, pengujung dapat meyaksikan proses secara tematik penerbitan suatu majalah atau koran, mulai dari peliputan, desain grafis, tata letak, sampai percetakannya.

(selesai).