Selasa, 10 November 2009

"Axa Asia Pacific" Tolak Akuisisi

SYDNEY: "Axa Asia Pacific Holdings Ltd.", unit asuransi asal Perancis di Australia, menolak tawaran harga US$10 miliar dari induk perusahaan "Axa SA" yang tengah merencanakan akuisisi dengan "AMP Ltd".

AMP menawarkan A$5,34 per saham secara tunai kepada unit asuransi Axa itu, penawaran yang lebih tinggi 24% dari harga saham pada penutupan Jumat lalu.

Axa SA di Paris akan menjual 54% kepemilikannya di Axa Asia Pacific kepada AMP, dan akan membeli balik dengan harga A$7,7 miliar (US$7,1 miliar).

Saham Axa Asia Pacific melonjak 35% yang mengindikasikan investor berharap nilai tawaran yang lebih tinggi. Chairman Rick Allert kepada pers mengatakan pihaknya tak siap menerima tawaran tersebut. (Bloomberg/faa)

Sumber : Bisnis Indonesia, 10.11.09.

Pemerintah Dinilai Abaikan Produk Tenun & Sarung

Oleh : Denza Perdana Kurnia Putra

SURABAYA (Bisnis.com): Setelah batik mendapatkan pengakuan dari Unesco, UKM batik di Jawa Timur kembali bangkit. Sayangnya, pemerintah dianggap hanya terfokus pada batik dan terkesan mengabaikan produk lain seperti tenun dan sarung.

Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Badan Perwakilan Daerah Jawa Timur Denny Djoewardi mengimbau agar pemerintah juga memperhatikan produk tenun dan sarung.

“Apa harus menunggu tenun dan sarung kita diklaim dulu oleh negara lain baru pemerintah memperhatikan,” ujarnya kepada Bisnis.com dalam Pameran Batik Khas Jatim dan UKM award Gramedia Expo siang ini.

Saat ini, APPMI Jatim bersama Asosiasi Tenun, Batik, dan Bordir (ATBB) Jatim tengah fokus mempromosikan produk dalam negeri seperti batik, tenun dan bordir.

Rencananya, sejumlah agenda promosi dalam lingkup lokal maupun nasional akan digelar pada 2010.

“Kami sudah menggodok beberapa konsep acara untuk promosi produk-produk fashion dan mode dari dalam negeri, seperti batik dan tenun itu,” ujarnya.(er)

Sumber : Bisnis Indonesia, 27.10.09.

Senin, 09 November 2009

"Commonwealth Life" Rangkul Tiga Manajemen Investasi

JAKARTA, KOMPAS.com — "Commonwealth Life" menggandeng tiga manajer pengelola dana investasi yakni "First State Investment Indonesia" (FSII), Schroder Investment Management, dan Fortis Investment BNP Paribas.

Kerja sama ini, menurut Presiden Direktur Commonwealth Life Simon Bennett, untuk menyediakan lebih banyak pilihan dana investasi bagi nasabah Investra yang merupakan produk unit-linked dari Commonwealth Life.

Dengan adanya kerja sama ini, sebut Bennet dalam siaran persnya, nasabah memiliki 11 pilihan jenis dana investasi.

Penandatanganan kerja sama sendiri dilakukan di Jakarta pada 28 Oktober 2009 lalu oleh Simon Bennett, Head of FSII Hario Soeprobo, Direktur Schroder Investment Management Franscisco Lautan, dan Direktur Fortis Investment BNP Paribas Tino Morreess.

Sebelumnya, Commonwealth Life menyediakan 6 jenis dana investasi yang tersedia pada produk Investra yang seluruhnya dikelola oleh FSII, yaitu Equity Fund, Equity Income Fund, Money Market Plus Fund, Bond Fund, Balanced Fund, dan Balanced Progressive Fund.

Dikatakan Bennet, melalui penyempurnaan ini, Commonwealth Life menyediakan 5 jenis dana baru bagi nasabah Investra yang dikelola oleh Schroder Investment Management, yaitu Equity Dynamic Fund, dan Fortis Investment BNP Paribas: Equity Infrastructure Fund, Balanced Target Fund, Balanced Sharia Fund, dan Equity Sharia Fund.

"Kami senantiasa berada di depan dengan mengembangkan produk-produk yang inovatif. Kami memiliki banyak ide-ide menarik yang telah dan sedang kami lakukan dan salah satunya adalah telah diluncurkannya fasilitas terbaru Investra yaitu 11 pilihan jenis dana investasi bagi nasabah, termasuk 2 dana investasi Syariah,” sebut Bennett.

Sumber : Kompas, 05.11.09 (editor: Edj).

Kamis, 29 Oktober 2009

"AIA Indonesia" Ganti Nama Jadi "Avrist Assurance"

JAKARTA, KOMPAS.com

Mulai 22 Oktober 2009, PT Asuransi AIA Indonesia berganti nama menjadi PT Avrist Assurance.

"Perubahan ini mencerminkan status baru kami sebagai perusahaan asuransi independen yang akan semakin gesit dan responsif dalam membuat keputusan, memenuhi kebutuhan nasabah, serta mengembangkan potensi karyawan dan agen," sebut Head of Marketing PT Avrist Assurance Novita J Rumngangun dalam siaran persnya yang diterima Kompas.com, Selasa (27/10).

Perubahan nama ini merupakan nama ketiga bagi perusahaan ini, setelah Ikrar Abadi dan AIA Indonesia.

Ditegaskan Novita, perusahaan saat ini dalam posisi yang sangat kuat. "Rasio kecukupan modal (risk based capital) di bulan Juni 209 lebih dari 350 persen (belum diaudit) atau hampir tiga kali ketentuan minimum dari Departemen Keuangan di level 120 persen," sebutnya.

Sejalan dengan perubahan nama ini, lanjutnya, perusahaan juga sedang dalam proses merampungkan negosiasi dengan calon investor minoritas internasional, DEG (Deutsche Investitions- und Entwicklungsgesellschaft), salah satu institusi keuangan terbesar Eropa yang memiliki rating AAA oleh S&P, Fitch and Moody’s.

DEG sendiri telah bekerja sama dengan 1.500 perusahaan dan berinvestasi sekitar 4,7 miliar euro selama lima tahun terakhir.

Ia menegaskan, kegiatan operasional perusahaan berjalan seperti biasa. "Segala hak dan kewajiban karyawan dan agen, serta kontrak dengan pihak ketiga tidak akan mengalami perubahan. Demikian pula jajaran manajemen tetap seperti sekarang," ujarnya.

Demikian juga dengan polis asuransi nasabah, tetap mengikuti ketentuan yang sama seperti sebelumnya. "Polis nasabah akan tetap ditangani oleh orang-orang yang sama, baik agen maupun staf kami," tambahnya.

Sumber : Kompas, 27.10.09 (editor: Edj)

Rabu, 21 Oktober 2009

Ini Dia, "Best of The Best Blog" Kuartal III

Jakarta - Setelah melakukan proses verifikasi dan penilaian, bersama ini kami dari tim Internet Sehat menyampaikan bahwa blog berikut di bawah ini layak dan berhak mendapatkan penghargaan Internet Sehat Blog Award (ISBA) 2009 untuk kategori "Best of The Best Blog" kuartal III, periode 21 Juli – 6 Oktober 2009:

Best of the best blog (prime): http://chickenstrip.wordpress.com/

Best of the best blog (runner-up):
http://dianarikasari.blogspot.com/
http://demibumi.wordpress.com/
http://greatrendyman.wordpress.com/

Kategori "Best of The Best Blog" dipilih dari para penerima penghargaan Internet Sehat Blog Award mingguan.

Adapun tim penilai untuk kategori ini adalah: Budi Putra (blogger, Asia Blogging Network), Romi Satria Wahono (blogger, IlmuKomputer.com), Donny B.U. (blogger, akademisi), Onno Purbo (Advisory Board Chairman of Indonesian ICT Partnership).

Keputusan atas blog terpilih tersebut adalah mutlak dan tidak dapat diganggu-gugat. Tidak ada korespondensi dalam bentuk apapun khusus terkait dengan keputusan atas pemilihan blog tersebut.

HadiahBagi pemenang "Best of the best blog (prime)", berhak mendapatkan hadiah sebagai berikut:
- Satu buah modem 3G- Paket Hosting Techscape (50 MB) + nama domain gratis 1 (satu) tahun penuh

Bagi pemenang "Best of the best blog (runner up)", masing-masing berhak mendapatkan:
- Flashdisk berkapasitas 8 Gigabyte (GB)

Para pemenang dimohon untuk melakukan konfirmasi dengan cara mengirimkan e-mail notifikasi berisi data diri lengkap + alamat + nomor ponsel/telepon ke e-mail surel@internetsehat.org dengan subyek: "Notifikasi Best of The Best Blog"

Hadiah akan dikirimkan langsung ke alamat Anda paling lambat 2 (dua) minggu setelah e-mail notifikasi kami terima. Pengiriman akan menggunakan pos tercatat atau kurir.

Internet Sehat Blog Award (ISBA) 2009 adalah sebentuk program apresiasi/penghargaan kepada pengelola/penulis blog (blogger) Indonesia yang dengan segenap daya kreatifitasnya telah menuangkan ide, gagasan dan pikiran positifnya dalam bentuk tulisan di blog masing-masing.

ISBA 2009 diinisiasi oleh ICT for Partnership (www.ictwatch.com), didukung oleh XL Care (www.xl.co.id), OpenNet Initiative (www.opennet.net) dan media online detikINET (www.detikinet.com). Ingin seperti mereka?

Simak cara-caranya di sini atau langsung meluncur ke situs http://www.ictwatch.com/internetsehat/blog-award.

(ash/ash)

Sumber : Detikinet, 21.10.09.

Senin, 19 Oktober 2009

Pengusaha Kecil Tak Hanya Butuh Pendanaan

Oleh : Gung Panggodo

Plaza Senayan Jakarta pada 2 Oktober ramai dikunjungi orang berbusana batik. Melalui sentuhan para desainer, batik menjadi busana trendy para eksekutif muda, remaja, hingga anak-anak, yang menyambangi pusat perbelanjaan kelas menengah atas di Ibu Kota itu.

Suasana itu sekaligus mencerminkan meriahnya sambutan masyarakat atas pengakuan UNESCO (United Nation Educations Social and Cultural Organization) terhadap batik sebagai bentuk budaya bukan benda asli Indonesia.

Namun, hal ini tidak seiring sejalan dengan nasib para seniman batik. Bagaimana tidak, bisnis batik ternyata lebih menguntungkan para pedagang atau broker, dan bukan perajinnya.

Contohnya adalah untuk menghasilkan satu helai kain batik tulis sutra berkualitas tinggi, dibutuhkan waktu pengerjaan 1,5-2 bulan.

Kain yang diproduksi oleh Haryadi, seniman batik dari desa Bogem, Prambanan, Yogyakarta, misalnya, dihargai Rp1,5 juta -- Rp2 juta. Nyatanya, di Swiss dan Skandinavia produk seni itu dibanderol Rp16 juta, atau lebih dari 8 kali lipat.

Padahal, omzet yang dihasilkan Haryadi dengan mempekerjakan 23 orang perajin yang mayoritas berasal dari Bayat, Klaten, Jateng, itu rata-rata hanya Rp10 juta-Rp15 juta per bulan.
Oleh sebab itu, Haryadi berharap lembaga pembiayaan usaha kecil perlu juga membuka akses pasar agar nilai lebihnya bisa dinikmati para pengusaha kecil.

Haryadi merupakan gambaran satu pengusaha kecil yang mendapatkan pembiayaan dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk memperluas tempat usaha. Desainer batik itu kini kewalahan melayani pesanan yang semakin banyak.

Pria yang memulai usaha batik sejak 2000 itu menempati rumah tinggal yang dijadikan tempat usaha, sekaligus merangkap bengkel las. Oleh sebab itu, pinjaman yang diperoleh dari PNM akan dipakai untuk mencari tempat usaha baru yang lebih luas dan layak.

Lain halnya dengan Sudanto, pengusaha penganan ringan peyek asal Pujon, Pelemmadu, Bantul, yang merupakan contoh lain nasabah PNM.

Sudanto mempekerjakan 40 ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya. Dengan tambahan modal kerja Rp150 juta, dia mampu membukukan omzet Rp250 juta-Rp300 juta per bulan.

Setiap bungkus berisi delapan buah peyek itu dijual Rp1.800, dengan keuntungan Rp200. Pembuat peyek Mak Sus-diambil dari nama istrinya Susi-ini mampu memproduksi 4.000 bungkus per hari, artinya dia bisa meraup untung Rp800.000 per hari.

Sudanto punya strategi jitu yaitu memasarkan produknya ke luar wilayah Yogyakarta, yaitu ke Jakarta, Solo, dan Madiun. Apabila dia hanya menjual peyek ke Yogyakarta, keuntungannya sangat tipis karena pesaingnya banyak.

Bayangkan, di Pelemmadu ada 1.000-an orang yang menjalankan bisnis peyek. Desa ini merupakan sentra produksi peyek, yang akan diperluas hingga satu kecamatan.

"Saya menantang PNM untuk memberikan pembiayaan hingga Rp500 juta untuk memperluas usaha. Dengan modal itu saya akan menyerap tambahan tenaga kerja hingga tiga kali lipatnya," dia berujar.

Nilai lebih

Kepala Cabang PNM Yogyakarta Budiman mengemukakan pembiayaan di Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian selatan meningkat signifikan. Bila pada Juli Rp9 miliar, pada Agustus sebanyak Rp11,165 miliar, dan pada September Rp37 miliar.

Direktur Operasi PNM Lintang Nugroho mengatakan nilai lebih membiayai pengusaha kecil adalah dari setiap nasabah akan mempekerjakan 2-3 pegawai.

Dengan 116 orang nasabah di wilayah Yogyakarta, pembiayaan PNM setidaknya menghidupi lebih dari 300 keluarga.

Preskom PNM Hermanto Siregar menandaskan penggerak utama perekonomian Indonesia teletak di pundak para pengusaha mikro dan kecil. Pengusaha mikro mencapai 46,7% dari jumlah pengusaha, selebihnya [53,1%] adalah pengusaha kecil, sedangkan pengusaha menengah besar hanya 0,2%.

"Perekonomian Indonesia akan dahsyat apabila pengusaha mikro bisa naik kelas menjadi pengusaha menengah, dan pengusaha menengah menjadi pengusaha besar," ujarnya.
Selain memberikan pembiayaan, kata Hermanto, PNM juga memberikan capacity building atau pendampingan dalam pengembangan usaha.

Oleh sebab itu, idealnya pembiayaan PNM bisa berkelanjutan sehingga hal itu sangat bergantung pada bagaimana BUMN ini ikut mengembangkan bisnis nasabahnya.

Wakil Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) ini memberikan beberapa kunci dalam mengembangkan usaha kecil, a.l. usaha tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan dan bergantung pada pelaku pengusahanya.

Selain membutuhkan pembiayaan, pengembangan usaha kecil membutuhkan pengembangan pasar. "PNM harus membantu mengembangkan pasar produk-produk UKM dengan menyediakan akses dan informasi pasar melalui portal dan data base yang bisa dimanfaatkan oleh para nasabahnya."

Apabila skenario ini bisa berjalan baik, mestinya pengembangan pengusaha kecil bisa cepat dilakukan. PNM tentu harus memiliki kemampuan lebih. (gung.panggodo@bisnis.co.id)

Sumber : Bisnis Indonesia, 16.10.09.

Jumat, 16 Oktober 2009

Asuransi Harus Dilibatkan Dalam Mitigasi Bencana

Industri asuransi meminta untuk dipertimbangkan dalam pembahasan mitigasi bencana, belajar dari berbagai bencana alam yang terjadi belakangan ini di Indonesia seperti yang terakhir yaitu gempa bumi di Padang.

"Selama ini industri asuransi nyaris tidak dipertimbangkan dalam pembahasan mitigasi bencana. Melalui Insurance Day 2009 diharapkan pemerintah Indonesia selayaknya merancang mekanisme dan alat mitigasi bencana secara serius dengan mengikutsertakan industri asuransi," ujar Ketua Federasi Asosiasi Perasuransian Indonesia (FAPI) Bona Pandiangan dalam Press Conference Insurance Day 2009, di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (15/10/2009).

FAPI akan mengadakan Insurance Day 2009 di Padang yang pada dasarnya dilakukan sebagai upaya untuk menginformasikan kepada seluruh lapisan masyarakat bahwa industri asuransi di Indonesia peduli akan adanya musibah gempa yang terjadi di wilayah tersebut.

Bona mengatakan masyarakat pengguna asuransi di Padang akan diberikan kemudahan dalam konteks pengajuan klaim serta akan dipaparkan juga mengenai update data-data kerugian sekaligus pengumpulan dana bagi yang membutuhkan.

Menurut Bona, mekanisme asuransi bisa membantu kemandirian rakyat Indonesia untuk bangkit dari pengalaman traumatik, dan dapat menggeliatkan ekonominya kembali.

"Jika seluruh jiwa dan harta benda diasuransikan maka kerugian ekonomi akibat bencana alam bisa diminimalisirkan," jelasnya.

Di tempat yang sama Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK, Isa Rachmatawarta mengatakan melalui Insurance Day 2009 diharapkan industri asuransi di Indonesia dapat terus ditingkatkan dan tidak melupakan sebuah fungsi dari perusahaan perasuransian.

"Yang tidak boleh dilupakan dan perlu diingatkan adalah fungsi asuransi sebagai manager pengelola risiko," tuturnya.

Menurutnya, asuransi harus mampu membantu masyarakat dan pemerintah untuk mampu mengatasi segala permasalahan melalui manajemen risiko. "Bukan hanya sebagai pengumpul kekayaan tetapi jangan meninggalkan fungsi untuk memitigasi risiko," jelasnya.

Insurance Day 2009 juga menargetkan dapat menanamkan kesadaran berasuransi kalangan generasi muda.

Wakil Ketua Panitia Indonesia Insurance Day Julian Noor mengatakan pasalnya, generasi muda dinilai pasar potensial untuk menggunakan jasa asuransi di masa yang akan datang.

"Dengan sasaran mahasiswa dan pelajar, dapat menanamkan kesadaran berasuransi sejak dini, sehingga mereka mengerti nanti," ujarnya.

Sumber : Detikcom, 15.10.09.